Tingkat Investigasi Due Diligence Berdasarkan Profil Risiko

  • Apakah investigasi Anda cukup dalam untuk risiko yang tersembunyi?

  • Sudahkah due diligence Anda proporsional dengan tingkat risiko?

  • Apa dampaknya jika transaksi M&A tidak melalui EDD yang tepat?

  • Ingin tahu bagaimana menyesuaikan intensitas pemeriksaan dengan risiko bisnis?

  • Bagaimana perusahaan Anda melacak dan menindak red flag vendor?

Mengapa Skor Risiko Menentukan Seberapa Dalam DD? 

Semakin tinggi profil risikonya, semakin rinci due diligence yang dibutuhkan. Organisasi global seperti OECD, FATF dan standar ISO 37001 menyebut bahwa pendekatan ini harus bersifat proporsional, disesuaikan, dan berbasis risiko. 

Risiko Rendah = Simplified Due Diligence (SDD) 

• Pemeriksaan sederhana: wauthoritas hukum, pemilik resmi, dan kontak valid. 

• Pemantauan ringan setiap 1–2 tahun. 

• Tidak perlu screening PEP atau pencarian berita negatif. 

Risiko Sedang = Customer Due Diligence (CDD) 

• Pelacakan legal ownership, struktur entitas, dan model bisnis. 

• Pemeriksaan transaksi bisnis utama dan analisis penawaran harga. 

• Monitoring dilakukan berkala — intensitasnya menyesuaikan perubahan profil risiko. 

Risiko Tinggi = Enhanced Due Diligence (EDD) 

• Diperlukan bila target terkait pejabat publik (PEP), beroperasi di negara korupsi tinggi, atau memiliki struktur pemilik yang rumit. 

• Audit aliran dana, verifikasi pemilik tersembunyi, dan pemantauan sosial media. 

• Screening media negatif 5 tahun terakhir untuk pimpinan entitas dan afiliasi penting. 

Faktor Pemicu Penerapan EDD

• Transaksi dengan pihak pejabat publik atau perusahaan politik. 

• Perusahaan beroperasi di wilayah yang skor integritas publiknya buruk. 

• Struktur bisnis berlapis, nominee shares, atau holding yang kompleks. 

• Aktivitas finansial tidak transparan—dengan aliran tunai intensif atau kanal gelap. 

Tahapan Risk-Based Due Diligence (Model OECD) 

  1. Lakukan screening awal terhadap calon mitra atau target. 
  2. Skor risiko berdasarkan temuan screening. 
  3. Sesuaikan intensitas karena risiko (SDD/CDD/EDD). 
  4. Monitor secara berkelanjutan. 
  5. Laporkan hasil dan lakukan tindakan mitigasi atau koreksi. 

Menyisipkan Praktik Anti-Penyuapan dalam M&A 

• Libatkan tim lintas fungsi: hukum, keuangan, TI, ESG. 

• Pastikan kesepakatan telah mencakup klausul anti-korupsi, representasi & warranty, eskrows, harga penyesuaian. 

• Susun virtual data room yang mengelompokkan dokumen menurut risiko.Contoh Pengukuran KPI Berdasarkan Risiko 

• Berapa banyak kasus EDD yang ditangani setiap tahun? 

• Seberapa cepat tim menanggapi vendor dengan red flag? 

• Berapa persen transaksi sudah disaring terhadap PEP? 

• Bagaimana hasil audit internal terhadap pelanggaran compliance? 

Langkah Awal Implementasi Praktis 

• Definisikan dan dokumentasikan kebijakan due diligence berbasis risiko. 

• Rancang roadmap dengan tahapan screening, audit, integrasi, serta pelatihan untuk tim internal. 

• Lakukan simulasi pelatihan: TPDD berbasis level risiko dan review checklist red-flag. 

Pelatihan Profesional untuk Praktisi 

Ingin memahami cara mengimplementasikan due diligence berlandaskan risiko agar M&A aman dan bebas risiko korupsi? Ikuti Pelatihan Due Diligence Profesional oleh PT Jabbar Mitra Utama. Info lengkap tersedia di tautan bio @ptjabbarmitra 

Ringkasan Ringkas 3 Level Due Diligence 

• SDD: untuk risiko rendah dan proses sederhana 

• CDD: untuk risiko menengah dengan investigasi lengkap 

• EDD: untuk risiko tinggi memerlukan verifikasi mendalam 

Risk assessment adalah pondasi esensial untuk menentukan wahana investigasi yang tepat dan sistem anti-penyuapan yang efektif.